Teknik Reportase
Reportase dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang digunakan untuk
penulisan karya jusnalistik. Objek pengumpulan data tersebut dapat berupa
manusia, makhluk hidup selain manusia, buku-buku, tempat bersejarah, dan
sebagainya. Teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal
mendasar yang perlu dikuasai para jurnalis.
Apakah wawancara sama dengan reportase?
Jawabannya adalah
tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas daripada
wawancara, sedangkan wawancara merupakan salah satu jenis teknik reportase.
Hal yang
dipersiapkan dan dilakukan saat melakukan reportase
- Cari
data selengkap-lengkapnya. Data yang lengkap akan memudahkan dalam
menulis, memilih angle berita terbaik, dan membuat tulisan yang mendalam.
- Usahakan
terjun langsung pada saat kejadian berlangsung.
- Sebisa
mungkin jangan hanya menggunakan satu narasumber. Narasumber juga harus berkompeten,
berpengalaman ataupun terlibat dengan peristiwa bersangkutan.
Dalam
dunia jurnalistik, reportase adalah salah satu hal yang harus dilakukan seorang
reporter untuk mengumpulkan data dan fakta suatu peristiwa untuk penulisan
berita.
Setiap peristiwa mengandung 5W+1H
a. What (apa) : Apa peristiwa yang
terjadi?
b. Who (siapa) : Siapa yang terlibat
dalam peristiwa itu?
c. When (kapan) : Kapan peristiwa
itu terjadi?
d. Where (dimana) : Dimana peristiwa
itu terjadi?
e. Why (mengapa) : Mengapa peristiwa
itu terjadi?
f. How (Bagaimana) : Bagaimana
peristiwa itu terjadi?
5W+1H
ini merupakan pertanyaan dasar yang harus terjawab dalam sebuah reportase. Data
dan fakta dapat dikumpulkan sebanyak-banyaknya dengan mengembangkan 5W+1H
tersebut.
Dalam melakukan reportase, ada etika
yang harus ditaati oleh reporter, antara lain:
1. Cocer both side. Meliput
semua pihak yang terkait, tanpa membedakan.
2. Fairness. tidak
memanipulasi fakta.
3. Balance. Keseimbangan
dalam pencarian data dan pemberitaan.
4. Mematuhi Kode Etik Jurnalistik.
5. Tidak mempublikasikan identitas
atau pernyataan nara sumber jika nara sumber meminta off the record.
Teknik Reportase dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu:
1.
Wawancara
Wawancara merupakan bentuk
reportase dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan
pengamatan seseorang tentang suatu peristiwa.
Dalam melakukan reportase, reporter harus
pintar memilah-milah narasumber yang nantinya akan melengkapi bahan penulisan
berita. Narasumber dapat dipilah menjadi narasumber primer dan narasumber
sekunder. Narasumber primer merupakan narasumber yang memegang peran penting
dalam sebuah peristiwa. Narasumber Sekunder berfungsi untuk melengkapi dan
mendukung penulisan berita.
Ketika melakukan wawancara, ada tiga
hal yang tidak boleh dilupakan oleh reporter:
a. Identitas dan atribut narasumber
b. Pendapat narasumber terhadap
peristiwa
c. Kesan narasumber terhadap
peristiwa
Beberapa persiapan yang dilakukan
reporter agar wawancara berjalan lancar dan efektif, antara lain:
a. Menguasai tema yang akan ditanyakan kepada narasumber.
Jika pengetahuan reporter tentang tema sedikit, maka akan timbul banyak kesulitan
saat melakukan wawancara.
b. Siapkan TOR (Term of Reference). Ini penting agar
tidak ada permasalahan yang luput ditanyakan kepada narasumber.
c. Membawa alat perekam. Selain berfungsi untuk memudahkan
reporter menulis hasil wawancara, alat perekam juga dapat berfungsi sebagai
bukti jika sewaktu-waktu narasumber mengelak dan protes terhadap berita yang
ditulis.
d. Menghargai narasumber dan membuat janji. Membuat janji
dengan narasumber itu penting. Karena ada beberapa narasumber yang enggan
melakukan wawancara langsung tanpa membuat janji. Ingat, menjaga hubungan baik
dengan narasumber itu sangat penting untuk kemudian hari. Banyak narasumber
yang kecewa dan enggan bertemu repoter tertentu.
2.
Observasi
Observasi
(pengamatan) merupakan teknik reportase dengan cara mengamati baik setting
maupun sebuha peristiwa di lapangan. Dengan terjun langsung ke lapangan,
reporter akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi dilapangan sehingga ia
bisa menyampaikan informasi yang valid kepada para pembaca.
3. Riset
Dokumentasi
Riset
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan fakta dengan riset
melalui buku, internet, dan sumber-sumber dokumentasi data lainnya.
Banyak pakar jurnalistik berpendapat
bahwa reportase memberikan informasi tentang fakta semata, terutama fakta yang
bersifat kontroversial, atau memberikan informasi yang menuntun masyarakat ke
arah suatu pendapat
Reportase
tidak memerlukan persyaratan timely
(makna waktu). ia memerlukan pendalaman tentang sesuatu yang jadi obyek
kunjungan. sebagian orang menyebutnya depth news/reporting atau juga investigative report. Karena
pengungkapan peristiwa disertai usaha memberikan arti pada peristiwa tersebut,
menyajikan informasi, maka ada juga orang yang menyebutnya interpretative report.
Reportase
mendalam akan lebih mampu mengungkapkan dari pada sekadar laporan faktual. Suatu
reportase dicari asal mula dan kelanjutannya. Dikaji latar belakang peristiwa,
diperkirakan arah kecenderungan perkembangan peristiwa. Dihubungkan dengan
peristiwa-peristiwa lain yang akan memberi kelengkapan dan memperluas makna
dari peristiwa pokok yang dijadikan berita (reportase).
Si
pembaca kadang-kadang akan membawa tulisan itu pada dirinya. Jadi tulisan itu
membawa pengaruh bagi seseorang.
Di
samping melihat dan mendengar keterangan-keterangan tentang obyek kunjungan,
tulisan harus dperkaya dengn kepustakaan, karena apa yang ditulis pasti
memunyai rentetan satu sama lain.
0 komentar: